Salah satu karya khas suster KYM adalah pelayanan pastoral langsung ke stasi-stasi. Sejak kehadiran suster KYM tahun 1928, kebutuhan umat untuk hal-hal rohani tetap dibutuhkan hingga saat ini. Para suster terlibat dalam kegiatan mengunjungi umat di stasi-stasi hinggal tinggal bermalam di rumah umat. Kesempatan seperti ini amat tepat untuk memberi pembinaan kepada umat berupa pendalaman iman umat. Pada malam hari dimanfaatkan untuk aneka kegiatan seperti doa lingkungan, persiapan babtis, doa rosario bersama umat, katekese sederhana tentang iman katolik. Para suster tinggal bersama umat menyaksikan secara langsung hidup umat di kampung-kampung, mendengarkan sharing umat yang seringkali mereka lebih terbuka kepada suster. Seringkali medan jalan menuju stasi tertentu dan wilayah tertentu menjadi tantangan dalam berpastoral. Kalau musim hujan jalan menunju stasi seperti kubangan lumpur dan jika musim kemarau debu tebal menjadi kesulitan. Namun, situasi ini tidak membuat semangat para suster KYM yang berpastoral menjadi surut. Bahkan, peristiwa kecelakaan yang merenggut nyawa suster terjadi pada November 2013 di salah satu stasi Paroki Aek Nabara (Sr Ernestin Hoar KYM (+)). St Vinsensius a Paulo bapak Spiritualitas Kongregasi KYM menasehatkan, “Orang miskin majikan kita. Dalam diri orang miskin Allah menyapa kita. Dialah yang harus kita taati (Butir Emas 13 Februari).
Paroki Pastoral langsung di mana suster KYM berkarya misalnya Paroki St. Pius X Aekkanopan, Paroki St. Fransiskus xaverius Aek Nabaara, Paroki St Yosef Duri. BEberapa komunitas juga terlibat dalam pastoral langsung tetapi tidak menjadi prioritas karya pelayanan.